Juni 03, 2020

Dari PTK menjadi Buku

Ketika mendengar kata PTK, tentunya pemikiran seorang guru akan langsung teringat pada kenaikan pangkat,dan syarat-syaratnya. Syarat terberat dalam memenuhi angka kredit kenaikan pangkat biasanya adalah hasil penulisan Penelitian Tindakan Kelas. Dianggap berat karena membutuhkan waktu yang lama untuk menjalani semua prosesnya dari perencanaan, penelitian data,pelaksanaan melalui siklus-siklus, pengolahan data, pembuatan laporan, seminar hasil dan lain sebagainya. Dan tidak hanya satu, setiap jenjang pangkat membutuhkan jumlah kredit poin dari PTK yang berbeda-beda.
            
Tidak sampai situ saja. Setelah laporan PTK selesai, dicetak dan dijilid, langkah berikutnya yaitu melalui proses panjang penilaian. Entah dari tim penilai dupak atau dari instansi lain yang berhak menilai selama proses pembuatan PAK kenaikan pangkat. 
             
Lalu apa yang bisa kita lakukan supaya PTK hasil keringat dan pemikiran yang begitu rumit, tidak hanya menjadi onggokan sampah kertas kiloan? Ternyata PTK bisa dijadikan buku. Setelah proses pengeditan lagi supaya format yang terbentuk sesuai layakna buku, kemudian hasil karya tulis tersebut bisa diterbitkan dan diedarkan. Tentunya melalui proses bersama editor dan penerbit yang tertarik.
             
Materi mengenai penerbitan buku yang berasal dari PTK disampaikan oleh bu Hati, seorang guru yang juga editor.
Berbagai tips dan trik penulisan PTK menjadi buku dan contoh-contoh sistematikanya menjadi acuan yang jelas untuk para peserta. Salah satu tips yang beliau ucapkan adalah "Dalam mengubah PTK  menjadi buku, penting sekali memperbanyak isi materi, variabel bebasnya dari kata kunci judul buku kita. atau lebih memperluas isi bacaannya. tentunya  berdasarkan sumber yang relevan."

Dengan menerbitkan PTK menjadi buku berISBN, tidak hanya kita bisa berbagi ilmu, tapi juga kita bisa mendapatkan poin angka kredit untuk publikasi ilmiah. Selayaknya penerbitan buku, apabila banyak yang berminat dan membelinya akan menjadi keuntungan juga bagi isi dompet kita.

Mari berkarya dan menjadi manusia berguna.

5 komentar: