Juni 06, 2020

Menulis adalah Keterampilan Bukan Bakat, Jadi Latihlah!

Adalah sebuah mitos ketika mengatakan menjadi penulis adalah bakat, bawaan sejak lahir. Banyak yang tidak mau memulai menulis hanya karena merasa dirinya tidak berbakat. Padahal dalam pembelajaran bahasa manapun menulis memiliki nilai setara dengan membaca, menyimak dan berbicara. Keempatnya adalah keterampilan berbahasa yang diperoleh melalui belajar, berlatih dan berusaha. 

Keterampilan menulis bisa diperoleh dari tiga keterampilan lainnya, membaca dari berbagai sumber, menyimak orang-orang, binatang maupun tumbuhan disekitar, juga dari sumber lainnya secara digital, berbicara dengan orang lain tentang kehidupan, tentang masalah yang dihadapi, tentang kegembiraan, dan tentang keinginan. Dari ketiga keterampilan itu bisa menuntun kita dalam menambah pengetahuan dan mencari ide untuk menulis.

Tidak hanya satu jenis tulisan, berbagai tulisan bisa terwujud setelah melalui proses panjang yang berbeda. Apa yang kita baca dengar dan simak mengenai apapun bisa menjadi cerita fiksi yang beragam, tentang pahit manis kehidupan, tentang misteri, tentang khayalan, tentang ketakutan bahkan gabungan dari pengetahuan dan teknologi bisa menjadi fiksi ilmiah yang luar biasa. Dari kebutuhan orang-orang sekitar pun bisa menjadi bahan untuk kita menulis buku panduan atau pedoman, buku latihan, buku tips dan trik, dan lain sebagainya. 

Banyak yang beranggapan bahwa ketika seseorang sudah menjadi novelist, ia tidak bisa menjadi spesialis dibidang lain. Padahal kekayaan imajinasi, kekayaan pengetahuan, dan ragam lingkungan memungkinkan kita untuk itu. Contohlah ibu Sri Sugiastuti atau ibu Kanjeng.

Berbagai jenis buku telah beliau terbitkan dengan sangat berhasil. Menurut beliau, "Menulis itu keterampilan, bukan bakat..jadi latihlah, tulislah berbagai ide yang berserak di sekitar bapak ibu. Jadikan menulis dan membaca sebagai gaya hidup. Tentu saja membaca yang selektif dengan kacamata yang utuh. Istikamahlah dalam menulis. Biarkan tulisan itu menemui takdirnya. Jangan risaukan, tetaplah menulis dan belajar mengupgrade diri agar naik kelas. Dan menulislah apa yang disukai dan kuasai."

Ilmu menulis juga beliau bagikan dalam kesempatan tersebut. Salah satunya cara menjadi penulis. Berikut langkah-langkah untuk menjadi seorang penulis:
1. Banyak membaca
Penulis membutuhkan ide atau gagasan, dan ide atau gagasan itu banyak kita dapatkan dari membaca. Ada banyak jenis bacaan yang bisa kita baca tergantung minat kita. Apa yang kita baca amat menentukan gaya kepenulisan kita
2. Mencoba menulis. 
Tuliskan saja apa yang ingin Anda tuliskan, bahkan ketika Anda tidak punya ide sama sekali Anda pun bisa menulis cerita bahwa Anda sedang tidak punya ide. Menulis bisa melalui media apa saja, bisa Anda tulis di komputer Anda, buku harian Anda, ataupun di media sosial seperti facebook, dan juga blog. Semakin banyak kita menulis maka kita semakin mengasah kemampuan kita untuk menulis.
3. Mengirimkan tulisan
 Setelah Anda mencoba banyak menulis tentang apapun itu baik artikel, puisi, atau pun cerpen, cobalah untuk mengirimkannya ke media seperti media cetak. Atau jika tulisan Anda sudah menjadi sebuah buku, Anda bisa mengirimkannya ke penerbit buku.
4. Teruslah menulis
 Jika naskah Anda ditolak atau sudah pernah diterbitkan, teruslah menulis. Kembangkan terus kemampuan Anda dan perbanyak karya-karya Anda.

Selain itu banyak pula tips yang dia bagikan, seperti tips disiplin menulis, mencari ide, cara menulis cepat, cara memilih judul, tips memenangkan lomba menulis, cara mengirimkan naskah ke penerbit, cara menulis buku, cara membuat pembaca penasaran dan masih banyak lagi.

Dengan segudang ilmu dan tips trik yang telah kita peroleh sejauh ini, sanggupkah kita menjadi penulis?

7 komentar: